Jayapura – Adanya penundaan kompetisi yang dikeluarkan oleh pihak Federasi PSSI dan Kemenpora beberapa hari lalu, tentu membawa berbagai tanggapan oleh peserta klub Liga 2. Tidak terkecuali Persewar Waropen.
Klub Mutiara Bakau yang saat ini sedang melakukan pelatihan terpusat di Kota Jayapura, selama tiga minggu terakhir ini, tentu bukan perkara mudah. Mengumpulkan satu persatu pemain, melakukan lobi-lobi negoisasi ulang, mengatur dan menentukan homebase, hingga menyusun jadwal latihan dan uji tanding. Dengan harapan tentu kompetisi yang tadinya dijadwalkan pada tanggal 17 Oktober mendatang.
Penundaan kompetisi selama sebulan ini kedepan ini kata Ketua Umum Persewar Yermias Bisai, melalui Sekum Michael Rumabar, Kamis (1/10) mengatakan, klub tentu tidak bisa berbuat apa-apa. Selain menerima konsekuensi dari kebijakan yang telah dikeluarkan tersebut.
“Akibat dari penyebaran covid-19 di Indonesia yang terus mengalami peningkatan, dan melalui pemerintah kita diinstruksikan untuk menunda pelaksanaan kompetisi, kita dari klub tidak bisa melawan makanya kita menyesuaikan saja apa yang menjadi kebijakan federasi, merujuk pada persoalan kemanusiaan,” jelas Michael Rumabar.
Hanya saja kata dia, Klub Perssewar berharap penundaan ini tidak berlangsung lama, yang awalnya direncanakan sebulan, semoga memang sebulan sudah harus mulai. Rearrange jadwal pertandingan pun sudah harus segera dirilis jika memang demikian. Karena awal penundaan kompetisi diumumkan Michael mengaku keputusan tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan kejenuhan oleh pemain.
“Karena kita menjalani satu persiapan yang sudah jauh hari, dan untuk menghadapi satu pertandingan yang tidak pasti, cukup membuat kita jenuh. Padahal kita sedang semangat-semangatnya mempersiapkan diri, dan saat menjelang kompetisi ada kendala dan harus ditunda, dan itu cukup mempengaruhi semangat kita,” terangnya.
Namun sejauh kata Michael keputusan penundaan ini tidak menjadi masalah setelah mendengar dan memahami landasan dari harus ditundanya kompetisi yang akan dilangsungkan. Kata pria yang juga hobi sepakbola itu, penudanan ini bukan menjadi sesuatu yang disengaja, tapi memang untuk kepentingan orang banyak.
“Pada prinsipnya kita menyesuaikan dan menunggu, dan situasi ini cepat berakhir agar kompetisi bisa Kembali bergulir, karena semua berharap kompetisi ini tetap berjalan, baik pemain, pengurus, pelatih, dan supporter dan seluruh bagian ekosistem sepakbola mengharapkan kompetisi bisa bergulir, secara khusus di Papua dan di Waropen,” papar Michael Rumabar.
Ditanya soal kecewa tidaknya dari pengambilan keputusan itu kata Michael, klub sama sekali tidak kecewa, karena alasan Kesehatan dan kemanusiaan memang harus diutamakan.
Lebih lanjut, sisi positif lain yang bisa dihikmati dalam keputusan penundaan kompetisi ini kata Michael, klub memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri secara matang dan terencana.
“Rencana dalam sebulan ini kita tentu manfaatkan dalam hal kesiapan tim, dari sisi teknis pemain, bisa lebih memantapkan diri,” tambahnya.
Disisi lain dia sangat berharap, dengan adanya penundaan sudah pasti jadwal yang sudah sempat dirilis jelas akan mengalami perubahan, dan itu berpengaruh pada waktu bergulirnya kompetisi. Untuk liga dua dengan adanya penundaan ini akan mundur lagi, jika kompetisi mulai November untuk fase penyisihan, diperkirakan selesai dibulan Desember.
“Mudah-mudahan saja, kompetisi ini tidak dilanjutkan sampai tahun depan, tapi Kembali lagi ke Federasi merekalah yang mengatur jadwal tersebut, kita hanya bisa menyesuaikan dengan kondisi yang ada,” teragnya.
Dia pun meminta, agar federasi, dan operator bisa terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian maupun instansi pemerintah lain yang berkaitan erat dengan lajur kompetisi Liga 2 mendatang.
“Kita berharap melalui federasi dan operator bisa terus melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah dan juga instansi Polri yang berkewenangan memberikan izin keramaian,” gubrisnya.
Ditanya soal kerugian, menurutnya, klub melihat kerugian tetap dan pasti ada, namun dia mengaggap kerugian ini bersifat relative. Kondisi luar biasa ditengah-tengah bayang-bayang covid, tentu akan banyak dihadapkan dengan hal yang bersifat kejutan.
“Tentu berbicara tentang kerugian diposisi ini memang kita anggap relative. Karena kita pada situasi sekarang benar-benar lagi dibayang-bayangi pandemic, kita dihadapkan dengan hal-hal diluar dugaan yang tak ada dalam rencana anggaran kita. Makanya kita perlu mengatur ulang finansial kita,” pungkas Michael. (il).