MERAUKE,ARAFURA,-Terkait dengan terjadinya antrian pembelian minyak tanah beberapa waktu lalu di sejumlah pangkalan maka hal tersebut sudah disikapi oleh Disperindagkop Merauke melalui koordinasi langsung dengan pihak Pertamina dan berdasarkan penjelasan yang diperoleh, diketahui bahwa minyak tanah sudah didistribusikan sesuai dengan kuota kepada masing-masing kepada agen penyalur. Namun realita di lapangan, ketika minyak mulai didrop ke pangkalan dan diketahui oleh masyarakat langsung saja informasi tersebut disebarluaskan sehingga banyak masyarakat yang datang membeli dan menyebabkan antrian. Akibatnya masyarakat yang bermukim di sekitar pangkalan sering tidak kebagian karena minyak sudah ludes terjual.
Kepala Bidang Industri Migas dan Panas Bumi Disperidagkop Kabupaten Merauke, Dra.Rohasni mengemukakan bahwa selain melakukan koordinasi dengan Pertamina pihaknya juga menyambangi agen dan pangkalan secara langsung untuk menanyakan penyebab terjadinya antrian. Adanya isu tentang peralihan ke gas elpiji nampaknya juga menjadi penyebab sehingga masyarakat berbondong-bondong mengantri. Namun begitu pihaknya mengharapkan tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi dengan membeli dalam jumlah banyak dan dijual lagi dengan harga yang melambung.
“Seperti yang diketahui harga normal dan resmi yang berlaku adalah 3.500 perliter sehingga tidak boleh dijual melebihi ketentuan ini. Sebab diketahui ada oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan situasi dengan menjual terlalu tinggi bahkan menjual lewat media sosial,”jelas Rohasni kepada ARAFURA News di ruang kerjanya Senin lalu. Lebih lanjut ia mengemukakan, pihaknya akan mensosialisasikan kepada masyarakat agar bisa lebih memahami lagi akan hal ini khususnya terkait harga minyak tanah yang sesuai standar atau ketetapan pemerintah. Jadi jika ingin memperoleh harga yang normal sebaiknya membeli langsung di pangkalan.