Jayapura – Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI) dan Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Papua diminta untuk melakukan evaluasi terhadap atlet tinju persiapan PON XX Papua.
Legenda tinju Papua, Carol Renwarin menilai performa petinju PON Papua belum mencapai level maksimal. Penilaian itu didasarkan hasil pertandingan eksebisi menghadapi petinju dari Sekolah Menengah Atas Negeri Keberbakatan Olah Raga (Smankor) Jayapura , beberapa waktu lalu.
Menurutnya, jika melihat performa para petinju PON Papua yang sudah melakukan pemusatan latihan selama satu tahun masih jauh dari standar atlet yang digadang-gadang meraih medali PON.
Jika, melihat hasil uji coba atlet tinju PON melawan petinju Smankor, masih jauh dibawah standar yang dibutuhkan untuk mampu tampil kompetitif dalam PON XX Papua. Saya yakin mereka akan kesulitan meraih prestasi jika pelatih tidak segera melakukan evaluasi,” kata Carol Renwarin kepada pers di Jayapura, Rabu kemarin.
Ia mengatakan, atlet tinju PON zaman dulu tidak pernah bertanding melawan atlet sanana hingga tiga ronde. “Saya melihat sparring atlet tinju kemarin, sebagai pelaku olahraga tinju saya kecewa. Dulu atlet PON itu bertanding paling lama hanya dua ronde lawan sudah KO. Kemarin saya lihat melawan pelajar Smankor saja mereka bisa mengimbangi atlet PON,” ujar Renwarin.
Oleh karena itu, Koni Papua dan Pertina harus segera melakukan evaluasi atas hasil laga eksebisi tersebut, dan kedepan atlet yang dipersiapkan mampu tampil kompetitif saat bertanding PON XX.
“Koni dan Pertina harus evaluasi, ini persiapan untuk PON, jangan alasan karena Covid-19. Pada masa pandemi, masih ada yang bisa latihan, walaupun ada yang stop juga,” tegasnya.
Ketua Pembinaan Mental Puslatprov Papua, Letkol Arh Antonius Andre Wira mengakui para atlet tinju Papua masih perlu meningkatkan VO2 Max atau VO2 Max adalah kemampuan maksimal seseorang dalam mengonsumsi oksigen saat ototnya melakukan aktivitas berat seperti berolahraga.
Rendahnya VO2 Max para petinju PON Papua dinilai sebagia penyebab rendahnya performa mereka. “dari pertandingan eksebisi itu, dari segi fisik perlu ditingkatkan, biar daya tahan atlet di atas ring tetap stabil. Faktor-faktor itu yang akan menjadi evaluasi Puslatprov nantinya,” ucapnya.