SENTANI – Tokoh Masyarakat Adat perbatasan RI-PNG yang ada di Kampung Skouw Sae, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Aser Lanta menilai Otsus tidak perlu dihentikan namun perlu dievaluasi, sehingga program dari dana Otsus dapat benar-benar bermanfaat bagi kelangsungan hidup rakyat Papua.
“Otsus tidak perlu dihentikan namun perlu dievaluasi karena sampai saat ini kita belum sejahtera. Ini yang kami mau, kalau ada orang yang menentang Otsus mungkin orang itu sudah sejahtera. Biarkan Otsus berjalan untuk membawa kesejahteraan bagi masyarakat Papua,” ujar Aser Lanta dalam rilisnya yang diterima media ini, Minggu (9/8) siang.
Dirinya berharap agar pemerintah transparan tentang penggunaan dana Otsus kepada masyarakat Papua.
“Karena masyarakat tidak tahu, akibatnya mereka ada yang tidak mau. Otsus sudah hampir 20 tahun berjalan, tetapi masyarakat tidak pernah tersentuh Otsus,” paparnya.
Dia berpandangan, harus dilakukan evaluasi dana Otsus, karena selama ini kami tidak dengar bantuan dan pembangunan menggunakan dana Otsus.
Selain itu, Aser Lanta meminta perlu juga dilakukan evaluasi terhadap kinerja MRP dan Pemprov Papua, sebab mereka yang mendapatkan kucuran dana Otsus.
“Sehingga kita minta kinerja dari MRP dan Pemprov harus juga dievaluasi, karena mereka juga mendapat kucuran dana Otsus,” pintanya.
Senada dengan hal itu, Tokoh Masyarakat Papua yang ada di wilayah Port Numbay (Jayapura), Yohannis Udam menyampaikan, Otsus sangat membantu masyarakat dalam pembangunan di Papua, khususnya di wilayah Port Numbay.
“Sehingga kami sangat setuju Otsus tetap berlanjut. Kami menentang orang-orang yang berseberangan dan tidak menginginkan Otsus Papua berlanjut,” tegasnya.
Sementara itu, Ondoafi Kampung Loncing Wilayah perbatasan RI-PNG, Stenis Tanfa Chilong berharap Otsus tetap berlanjut demi pembangunan dan kemajuan Papua.
“Atas nama masyarakat Kampung Loncing di wilayah perbatasan RI-PNG, Skouw, kami sangat mendukung keberlanjutan Otsus di Papua, karena dana Otsus sangat membantu dalam pembangunan,” tukasnya.