Jayapura – Kepala Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat, Ahmad Kholisun mengatakan, serapan beras terbesar masih dari Kabupaten Merauke, Papua.
Dari realisasi pengadaan sebesar 13.000 ton pada semester satu tahun 2020, 11.000 ton dari Merauke, sementara sisanya, kata Ahmad, dari Manokwari dan Nabire.
Sementara itu, realisasi pengadaan beras pada semester satu tahun 2020 tercapai 13.000 ton atau 43 persen dari target 30.500 ton tahun ini. Menurutnya, realisasi pengadaan belum mencapai 50 persen karena panen di Merauke dimulai pada Mei lalu.
“Sampai Juli ini, panen masih berlangsung di Merauke, namun penyerapan terbesar pada bulan Mei dan Juni,” kata Ahmad, Rabu (8/7/2020).
Dia mengatakan, pada triwulan I realisasi pengadaan beras melambat, namun triwulan II mengalami peningkatan, per hari 200 hingga 300 ton.
“Pada triwulan pertama kita secara nasional ada di urutan ke-26, per 8 Juli 2020 di urutan ke-19 secara dengan hasil serapan sebanyak 13.000 ton atau setara 43 persen,” ucapnya.
Ahmad mengatakan selama pandemi Covid-19, penjualan beras medium mengalami peningkatan. Melalui operasi pasar cadangan beras pemerintah, lanjut Ahmad, mencapai 75 persen hingga Juni 2020, sementara posisi Juni 2019 hanya 50 persen.
“Kita sudah gelontorkan 16.500 ton dari target 22.215 ton tahun ini. Penjualan naik karena kebutuhan tinggi. Adapun stok beras Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat sebanyak 30.000 ton untuk kebutuhan tiga bulan.