Sentani, – Presidium Putra Putri Pejuang Pepera (P5), yang merupakan wadah perhimpunan putra dan putri pejuang Pepera, dalam waktu dekat akan dideklarasikan.
Wadah perhimpunan putra dan putri pejuang Pepera ini bakal mendeklarasikan pendiriannya sebelum tanggal 17 Agustus 2020 mendatang.
Salah satu tokoh adat Papua yang juga pencetus wadah P5, Yanto Eluay, mengatakan, untuk Provinsi Papua sendiri, Presidium Putra dan Putri Pejuang Pepera (P5) akan dideklarasikan pada Agustus 2020 mendatang.
“Jadi meyangkut Ormas P5 ini, kami sudah mengurus pendirian wadah atau Ormas ini di Kesbangpol. Bahwa semua sudah selesai syarat-syarat administrasi untuk pembentukan atau berdirinya suatu Ormas itu sudah kami lakukan, ” ujar Yanto Eluay yang juga Ondofolo Kampung Sereh, saat dikonfirasi di Pendopo Igwa Igwa Ondikeleuw Haleufoiteuw Hele WabHouw, Jalan Bisteur Pos, Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.
“Sebelum ada Covid-19, kita rencana itu di bulan April lalu. Tapi, sehubungan dengan adanya pandemi Covid-19 ini, sehingga koordinasi kita untuk deklarasi di bulan April itu tidak berjalan. Namun dengan kondisi sudah mulai normal saat ini, maka kami upayakan dalam waktu dekat atau mungkin sebelum tanggal 17 Agustus sudah deklarasikan wadah Presidium Putra Putri Pejuang Pepera ini.,” tambahnya
Mantan Anggota DPRD Kabupaten Jayapura periode 2014-2019 ini membeberkan, wadah P5 ini berisikan anak-anak dan cucu daripada tokoh-tokoh yang ikut sebagai dewan musyawarah Pepera.
Kita mau mempertanggung jawabkan keputusan daripada orang-orang tua kita yang pada saat itu mereka putuskan untuk Papua menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ondo Yanto mengatakan, pihaknya mau mendeklarasikan pendirian wadah P5 ini, agar bisa menyelamatkan orang Papua.
“Kenapa kita mau lakukan ini, agar kita menyelamatkan orang Papua. Ini yang perlu di catat dengan baik. Karena kita ingin selamatkan orang Papua, jangan lagi mati sia-sia,” ujarnya
Lebih lanjut dikatakannya bahwa tujuan daripada pendirian P5 ini, kita ingin menyelamatkan orang Papua. Jangan lagi mati sia-sia, jangan lagi mati di bunuh dan mati di culik. Terakhir orang tua saya, jangan lagi kita mati seperti itu. Kita sudah tahu kalau kita mati akibat faktor politik, karena bicara Papua Merdeka yakni 1 Desember 1961. Kalau sudah tahu itu, ngapain lagi kita bicara dan solusinya apa, ya kita bicara 1969 (Pepera) itu sudah final. Supaya kita terhindar dari hal-hal yang membuat kita ini semakin terpuruk.