MERAUKE,ARAFURA,-SMA Entrepreneurship Chevalier Anasai (ECA) Merauke baru berumur 1 tahun dan memiliki 60 siswa OAP yang berasal dari Kabupaten Merauke, Boven Digoel, Mappi dan Asmat. Semua siswa berlatar belakang tidak mampu secara ekonomi dan ada yang yatim piatu. Layaknya SMA pada umumnya, kekhususannya lebih pada kemandirian (penekanan aspek entrepreneurship), di mana pengelolaannya dibawah Yayasan Amam Bekai Chevalier (milik Tarekat MSC) dan didukung yayasan pendonor yaitu Yayasan Kasih Mulia Jakarta milik Pastor Lambert Somar, MSC.
Yayasan ini yang akan mensupport SMA ECA selama 5 tahun ke depan. Pascalis Tethool selaku Tim Penjamin Mutu SMA ECA mengemukakan bahwa pembelajarannya tematik kolaboratif yang kontekstual sebagai jiwa dari proses KBM dengan pendekatan kegiatan dalam aneka bentuk, misalnya pendekatan proyek atau pendekatan rekayasa, eksperimen dan research dalam suasana menyenangkan. Dengan proporsi 30 persen tatap muka (presentasi hasil pengamatan, pembelajaran di laboratorium) dan 70 persen pembelajaran kolaboratif di laboratorium (outdoors). Adapun luas lahan yang dimiliki seluas 60an ha dan prospek ke depan cukup menjanjikan menuju eko wisata. SMA ECA terus berbenah dimana sebelum pendirian sekolah ini, seluruh mentor wajib magang selama 14 hari di SMA Selamat Pagi Indonesia di Batu Malang.
Seluruh syarat diusahakan terpenuhi, termasuk kajian ilmiah tentag alasan sekolah ini didirikan. Ia menjelaskan, SMA ECA memiliki ijin operasional dan barusan saja memiliki NPSN. Kini SMA ECA melangkah ke tahun ke-2, menerima siswa baru khusus OAP. “Semoga ke depan sekolah ini bisa memberi kontribusi positif bagi Provinsi Papua. Semua ini bisa berjalan atas kebaikan hati, sumbangan pikiran dan kerjasama bapak terkasih James Modouw, Bapak.Lantang, BapakStanly, Pastor Lambert Somar MSC, para Pastor MSC dan semua pihak. Terima kasih untuk semua berkat, Tuhan Memberkati,”tukasnya.