Sentani – Berbagai infrastruktur olahraga kelas dunia dibangun jelang PON XX tahun 2021 di Papua. Salah satunya adalah venue Criket dan Hockey yang dikerjakan PT. Nindya Karya sebagai kontraktor dan PT Bina Karya sebagai konsultan manajemen.
Venue Criket dan Hockey yang bedara di kawasan Olahraga Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, progres pembangunannya telah mencapai 99,41 persen lebih.
Projek Manager PT. Nindya Karya Eko Prasetyo mengatakan, pembangunan lapangan hockey dan kriket menggunakan lahan sebesar 133 ribu lebih meter persegi atau 12 hektar, dengan memiliki sertifikasi standar Internasional dari induk organisasi masing-masing cabang olahraga.
Sama dengan standar venue lainnya, venue Cricket dan Hockey (Indoor dan Outdoor) juga digadang-gadang menjadi yang terbaik di Tanah Air, apalagi venue yang menghabiskan anggaran APBN senilai Rp. 288 miliar.
Bagunan dari kedua venue ini memang sangat mewah, sebab telah dilengkapi fasilitas seperti lighting, scoring board digital, ruang medis, ruang khusus pemain, ruang ganti pemain, dan beberapa fasilitas pendukung lainnya termasuk akses disabilatas.
Untuk kapasitas, kedua venue ini bisa menampung banyak penonton, untuk Hockey Outdoor memiliki daya tampung 1900, sementara Cricket dapat menampung kurang lebih 1700 penonton.
“yang paling menariknya, kedua venue ini telah dilengkapi wisma atlet. Selain itu, para atlet yang akan mentas di PON XX mendatang juga akan disuguhkan view gunung cycklop yang begitu indah,” ujar Eko kepada pers disela-sela kunjungan kepala OPD Papua, akhir pekan lalu.
Ia mengatakan, penyelesaian venue ini ada sedikit kendala karena adanya wabah Covid-19, namun material dari luar belum bisa tiba di Papua akibat pembatasan akses bandara.
“Di tengah pandemi kami tetap bekerja, hanya saja ada beberapa material yang didatangkan dari luar Papua sedikit terhambat seperti net cricket. Tapi saat ini netnya sudah di pelabuhan tinggal menuju Papua,” ujar Eko.
Khusus untuk rumput lapangan Cricket, bila lapangan lain menggunakan rumput ternama, namun Cricket hanya menggunakan rumput gajah mini.
“Kita pakai rumput gaja mini, karena pertimbangan untuk perawatannya pasca PON nanti, sementara untuk lampu cricket kami gunakan 1000 lux, sama dengan lampu standar dalam stadion sepak bola,” tandasnya.
Sementara itu, Plt Kadispora Papua Alex Kapisa meminta publik tak khawatir terkait potensi terbengkalainya venue pasca perhelatan PON 2020 Papua.
Kapisa menyatakan, pemerintah Provinsi Papua akan menggunakan venue-venue pasca PON untuk hal-hal yang bermanfaat. Khususnya bagi ekosistem olahraga lokal maupun membuat ivent olahraga Nasional.
Apalagi, Pak Gubernur Papua (Lukas Enembe) sudah mempersiapkan kebijakan pasca PON 2020, bahwa Provinsi Papua akan jadi provinsi sepakbola dan atletik.
Oleh karena itu, pihaknya telah mengusulkan pembentukan UPT tersebut karena belum ada badan khusus yang nantinya difokuskan untuk mengurus Venue milik Pemprov Papua ini, sehingga bisa saja UPT ini nantinya di bawah Dinas Olahraga dan Pemuda.
“Memang kami akan buat UPT untuk bertanggungjawab untuk pemeliharaan venue ini,” katanya.
PON XX Papua akan mempertandingkan 37 cabang olahraga, 56 disiplin cabor, 679 nomor pertandingan/perlombaan.