Keerom, – Pemerintah Kabupaten Keerom terus berupaya memutuskan mata rantai penyebaran covid-19 yang saat ini tengah mengancam nyawa masyarakat Keerom. Bahkan langkah yang diambil oleh Pemkab Keerom dalam hal ini Bupati Keerom, Muh. Markum sangat cepat dan sigap dalam mengatasi hal itu.
Hanya saja, ada kendala yang dialami oleh Pemkab Keerom dalam memutuskan mata rantai penyebaran covid-19 ini, yakni masih kurangnya rapid test.
Muh. Markum yang juga merupakan Ketua Gugus Tugas Covid-19 Keerom, mengatakan, saat ini pihaknya masih terus berupaya memutuskan penyebaran covid-19 di Keerom. Namun, dalam pelaksanaannya gugus tugas covid-19 Keerom masih kekurangan rapid test dan beberapa alat pelindung diri (APD) untuk tim medis.
“Rapid tes ini sangat sulit kami dapat. Kami sudah pesan di Jakarta tapi masih menunggu giliran pengiriman,” ungkap Muh. Markum kepada Pasific Pos di sela-sela kunjungan DPR Papua ke RSUD Kwaingga, Kabupaten Keerom, Kamis (23/4).
Meskipun demikian lanjut Muh Markum, pihaknya terus melakukan sosialisasi tentang pencegahan covid-19 di masyarakat.
Sebab kata Markum, jumlah pasien positif covid-19 di Kabupaten Keerom kini bertambah dua dari sebelumnya enam pasien menjadi delapan.
“Tadi malam informasi dari Littbangkes Papua untuk jumlah pasien covid-19 di Keerom bertambah 2 orang. Sehingga kami pun akan terus berupaya untuk melakukan pencegahan,” ujar Markum.
Oleh karena itu Petahana Bupati Keerom ini menghimbau seluruh masyarakat Keerom untuk jujur membuka diri apabila baru datang datang dari daerah yang menjadi cluster penyebaran virus corona. Atau pernah berkontak langsung dengan pasien positif corona yang sedang menjalani perawatan medis saat ini.
“Jadi kami harap warga juga harus jujur. Agar bisa dilakukan tindakan medis,” harapnya.