Jayapura – Di tengah meluasnya pandemi Corona virus disease 2019 (Covid-19) di Indonesia termasuk di Papua membuat sejumlah perusahaan mengambil keputusan menutup sementara operasionalnya terlebih yang memiliki banyak tenaga kerja, tetapi ada juga perusahaan dengan jumlah pekerja ribuan orang masih tetap beroperasi seperti perusahaan kayu dan kelapa sawit.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPD Apindo) Papua, Tulus Sianipar mengungkapkan, perusahaan yang bergerak di bidang industri sawit dan kayu masih tetap beroperasi seperti biasa dan belum “merumahkan” pekerjanya di tengah meluasnya pandemi corona.
“Perusahaan yang memproduksi kelapa sawit dan kayu masih tetap beroperasi, gaji pekerja masih dibayarkan sesuai hak mereka, saat ini memang belum berdampak, tetapi akan terlihat tiga bulan kedepan karena rata – rata kemampuan perusahaan bisa bertahan tiga bulan,” terang Tulus melalui sambungan telepon, Kamis (9/4/2020).
Tulus menyebutkan, kendati masih beroperasi seperti biasa, namun pihaknya tetap menerapkan standar operasional prosedur (SOP) untuk mencegah penyebaran virus corona.
Terkait sejumlah perusahaan di sektor perhotelan menutup sementara operasionalnya dan merumahkan ratusan karyawannya, Tulus mengatakan, langkah tersebut terpaksa diambil oleh masing – masing manajemen perusahaan untuk menekan biaya operasional sekaligus mengikuti anjuran pemerintah yang mewajibkan setiap orang menjaga jarak untuk mencegah penyebaran virus corona.
“Virus corona ini masalah kesehatan yang berdampak pada perekonomian termasuk di Papua juga merasakan hal itu, aktivitas orang dibatasi. Kami berharap semua pihak bisa serius menangani masalah pandemi corona, dengan demikian roda ekonomi bisa berputar dengan lancar,” ucap Tulus.
Sebelumnya, Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Provinsi Papua, Syahrir Hasan mengatakan, sejumlah hotel menutup sementara operasionalnya sejak 23 Maret lalu.
Syahrir mengungkapkan, dampak dari penutupan tersebut, kurang lebih 300 karyawan “dirumahkan” untuk mengurangi biaya operasional sekaligus mengikuti anjuran pemerintah untuk menjaga jarak guna mencegah penyebaran virus corona.