Timika, – Harga bahan bahan makanan secara pasti mulai merangkak naik paska merebaknya penyebaran virus Corona.
Yang memprihatinkan saat ini telur satu rak di Timika dijual seharga 120.000. Bukan hanya harga yang naik bahkan disinyalir terjadi kelangkaan telur di pasaran sehingga dimanfaatkan oleh pedagang untuk mendapatkan keuntungan yang setinggi tingginya.
Untuk mengatasi hal ini Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Mimika Ir. Yosefin Sampelino mengambil langkah cepat dengan mendirikan posko pemantau dan penjualan telor.
Kadis menjelaskan bahwa produksi telur saat ini masih tetap normal yaitu berkisar 9 – 10 ton perhari, sehingga tetap mampu memenuhi kebutuhan telur di Kabuparen mimika. Diharapkan masyarakat tidak perlu kawatir akan terjadi kekurangan telur di Kabupaten Mimika.
“Hasil pertemuan dengan para peternak yang terhimpun dalam HIPUKAMI, tadi siang di Kantor Dinas Peternakan, diputuskan bahwa, dalam rangka menormalkan kembali harga telur di pasaran maka akan dilakukan langkah langka,” ujar Kadis.
Kadis menjabarkan beberapa kebijakan itu antara lain, produksi telur di Timika diutamakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kabupaten Mimika. Kemudian, penjualan telur di pasaran akan dikontrol oleh Pemerintah dengan membuat posko posko penjualan telur di 7 titik yang berlokasi di SP3, SP2, Gorong gorong, Budi Utomo di Ruko YJM, Budi Utomo Penjahit Sengkang, Pasar Sentral dan Sp4.
Kesepakatan ketiga adalah seluruh peternak ayam petelur, yang ada di Timika, wajib menjual telur di posko posko yang telah ditentukan. Masyarakat datang membeli telur di Posko dengan harga Normal Rp. 60.000 per rak.
“Jumlah telur yang wajib dijual oleh para peternak di posko sebesar 50% dari produksi masing masing peternak,” ujar Kadis.
Dikatakannya pula waktu penjualan di Posko tersebut diperkirakan 1- 2 bulan kedepan, atau sampai kondisi telah normal kembali. (Pieter)