Jaelani : Agar Tidak Tumpang Tindih, Pemda Waropen Mutakhirkan Data Penerima Bantuan
Waropen, – Ada empat sumber bantuan yang akan diterimah oleh warga masyarakat dampak Covid-19, yakni berumber dari Kementrian Sosial berupa BLT dan Bantuan Keluarga Harapan (PKH) , Dana Desa dan Bantuan dari pemerintah Kabupaten Waropen. Namun bantuan-bantuan tersebut belum semuanya terealisasi.
Hal ini dikatakan Bupati Yermias Bisai S.H Melalui Asisten I Setda Kabupaten Waropen Jaelani, AP,MSi saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (14/5), menurutnya sebagian bantuan sudah ada yang terealisasi yakni sembako dari Pemerintah daerah, yang saat ini sudah disalurkan di 12 distrik.
Untuk mengantisipasi terjadinya tumpang tindih penerima bantuan selanjutnya, Pemerintah melakukan pemutakhiran data penerima bantuan dengan melibatkan relawan covid-19 di kampung-kampung untuk dibahas dalam Badan Musyawarah Kampung, dan selanjutnya dilaporkan kepada Pimpinan Daerah.
“Sesuai dengan penggunaan DD, pagu 800 juta peruntukan penanggulangan covid 25 Persen, 800 juta sampai dengan 1,2 milyar 30 Persen, sedangkan diatas 1,2 milyar 35 Persen. Persennya dapat diperuntukan untuk penanggulangan covid-19, sehingga dari situ dilakukan perekrutan relawan yang bertugas mendata dan memutahirkan daftar penerima”.
Dijelaskan bahwa penerima BLT yang bersumber dari Kementrian Sosial di kabupaten waropen berjumlah 1062 Kepala Keluarga (KK), untuk PKH sekitar 700 KK yang bantuannya di ambil dalam bentuk barang sembako dengan nominal 200 Ribu ditokoh yang sudah ditentukan, sedangkan untuk bantuan Dana Desa disalurkan oleh Desa kepada keluarga namun merujuk surat edaran menteri Desa pembangunan daerah tertinggal Nomor 8 tahun 2020 tentang desa tanggap Covid-19 dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa. Salah Satu yang di Prioritaskan pemberian BLT pada keluarga miskin, keluarga terdampak covid dan dan keluarga yang belum menerima bantuan dari sumber lainnya.
Lebiih lanjut Jaelani menyampaikan terkait Status Covid 19 di waropen, untuk saat ini OTG bertambah satu orang menjadi 2 kasus, sedangkan puluhun warga sebelumnya sudah melakukan rapid tes yang sudah dilangsungkan dibeberapa tempat, dan hasilnya negatif.
“untuk data yang saya ketahui saat ini kasus OTG sudah ada dua, namun untuk hasil pemeriksaan rapid tes sampai saat ini semuuanya masih menunjukkan hasil Negatif”. Tutupnya.