Jayapura – 34 TPS di kabupaten Mamberamo hanya bisa dijangkau dengan menggunakan transportasi udara. Sementara sisa lainnya dengan menggunakan jalur sungai.
Untuk pendropingan surat suara jelang hari pencoblosan tanggal 14 Februari yang tinggal 8 hari masih ada surat suara yang belum tiba di lokasi. Hal ini dikatakan Komisioner KPUD Mamberamo Raya Divisi Hukum dan Pengawasan Yosias Ruamba SIP, MM saat dihubungi via telepon selularnya, Rabu (7/2/2024).
Yosias menjelaskan khusus untuk Distrik Rufaer ada tiga TPS yakni Kampung Fona 1, Fona II dan Fona III tidak bisa dijangkau dengan speadboad dan harus menggunakan hellykopter. Karena daerahnya cukup jauh dan tidak bisa dilalui oleh jalur laut dan harus menggunakan jalur udara dari ibukota Kabupaten yakni Kasonaweja menuju TPS.
“Kalau lewat jalur sungai, bisa saja. Hanya saja speadnya tidak bisa naik dan harus diganti dengan perahu batang. Tetapi selama Pemilu sebelumnya, tidak pernah menggunakan perahu batang. Solusi lainnya kalau menggunakan jalur darat, itu berhari – hari kita baru sampai. Minimal dua atau tiga hari baru bisa sampai. Karena sangat jauh tiga TPS ini sangat jauh dari distrik,” ujarnya.
Kemudian Distrik Mamberamo Tengah Timur, untuk menjangkau semua kampung disana hanya dengan jalur udara. Letak geografis yang sangat sulit, pasalnya tujuh kampung yakni Biri, Eri, Kustra, Noyadi, Obogoi, Towao, Wakeyadi jaraknya sangat jauh dengan ibukota distrik. Jumlah TPS di wilayah ini sebanyak 11 TPS
“Bahkan untuk masuk ke kampung tersebut juga tidak bisa menggunakan spead boad dan rata-rata gunakan hellykopter. Sedangkan 20 TPS lainnya yang menggunakan jalur udara, tersebar di enam distrik,”jelasnya.
Helikopter Belum Ready
Saat disinggung apakah sudah ada hellykopter yang disewa KPU dari pihak ketiga. Secara gamblang dijelaskan, sebenarnya sudah ada Satuan Kerja-nya di KPU Mamberamo Raya. Namun karena di bagian staf tidak ada yang mempunyai sertifikat membuka lelang. Sehingga menggunakan dari KPU Provinsi Papua yang secara teknis akan mengaturnya.
Hanya saja belum ada kejelasan dengan hellykopter . Karena sampai hari ini KPU setempat belum tau pihak ketiga siapa yang menang tender dan persiapan helly nya ada dimana.
Bukan hanya itu saja, sampai saat ini juga persediaan BBM yang disiapkan pihak ketiga juga belum tersedia.
“Ini menjadi kendala kami di KPU Mamberamo Raya. Karena kami belum bisa memastikan kapan hellykopternya ada. Karena memang jujur, kalau tidak ada hellykopter pastinya pemilu tidak bisa jalan di Mamberamo Raya ini. Karena sebagian besar TPS hanya bisa dijangkau dengan jalur udara. Kami khawatirkan kalau sampai hari ini belum ada kepastian. Kami khawatirkan akan terjadi Pemilu susulan,”ungkapnya.
Ditegaskannya sebagai Komisioner KPUD hanya menjalankan tahapannya saja. Soal teknis adalah bagian Sekertariat. “Tetapi sejauh ini Pak Sekertaris juga belum menyampaikan kepada kami bahwa sejauh mana dia bekerja untuk menyiapkan hellkopter. Siapa pihak ketiga yang menyiapkannya dan sampai hari ini kami komisioner tidak mengetahuinya. Biasanya waktu – waktu seperti ini hellkopter sudah ready/siap,”bebernya lagi.
Diketahui dari data yang dihimpun redaksi pada bulan September 2020, jumlah keseluruhan data pleno di Kabupaten Mamberamo Raya sebanyak 59 desa terdiri dari 127 TPS, 28.584 pemilih yang terdiri dari laki-laki sebanyak 15.283 jiwa dan perempuan 131 jiwa.
Soal Jaringan Internet
Kendala lainnya yang dialami bukan hanya soal distribusi. Akan tetapi juga menyangkut jaringan 4G dan internet sangat terbatas dan tidak terkonek dengan jaringan. Sehingga yang dikhawatirkan pada saat perhitungan cepat system Si-Rekap dari KPU, dikhawatirkan penginputan data nanti tidak bisa di update. Karena kondisi di lapangan. Sehingga kemungkinan akan menggunakan system manual.
Masalah ini menurut Yosias, sudah diberitahukan kepada KPU Provinsi Papua dan juga menjadi atensi dari KPU RI.
“Kita berharap ini menjadi perhatian pimpinan. Khusus di Provinsi Papua, Kabupaten Mamberamo Raya, tingkat kesulitannya sangat tinggi terkait transsportasi, jaringan telkomsel, 4G. di ibukota kabupaten signalnya sangat lambat dan ini menjadi kendala kita di kabupaten,”terangnya.
Hasil Monitoring ke Distrik Rufaer dan Mamberamo Tengah Timur
Sementara itu terkait monitoring yang dilakukan KPU Mambra ke Distrik Rufaer dan Distrik Tengah Timur. Masih menurut Yosias, saat kunjungan dirinya bersama para staf pada tanggal 4 – 5 Februari lalu adalah untuk memastikan gudang penyimpanan logistic surat suara dan kelengkapannya sudah harus siap.
“Karena nantinya pada hari H-3 kita akan melakukan pergeseran logistik dan harus mendapatkan tempat yang nyaman, aman serta dikawal oleh Petugas TNI/Polri,”terangnya.
Dari hasil monitoring, kondisi lapangan khusus untuk Distrik Rufaer aman. Masyarakatnya sangat menyambut baik kedatangan rombongan. Kemudian masyarakatnya juga berjanji akan turut menjaga dan mengamankan logistic.
“Kemudian pada hari H-nya, yakni tanggal 14 Februari. Mereka juga akan bersama – sama menjaga keamanan pemilu itu berjalan dengan baik dan lancar,”jelasnya.