Jayapura – Kementerian Sosial (Kemensos) RI meningkatkan kemandirian masyarakat melalui program Pemberdayaan Sosial dengan memberikan pelatihan pembuatan Charging Station atau stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKL) dan Motor e-Trail.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos RI, Mira Riati mengatakan, pelatihan tersebut diikuti sebanyak 14 orang yang berasal dari Kabupaten Yahukimo, Tolikara, Puncak Jaya dan Kabupaten Jayapura masing-masing dua orang serta dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Jayapura sebanyak lima orang.
“Kita juga ajarkan cara pengemasan, sehingga ketika mereka kembali ke daerah masing – masing, barangnya sudah bisa dirakit kembali, dan yang terpenting ada rasa memiliki kendaraan tersebut, dan ketika ada kendala pada kendaraan itu, mereka bisa mengatasinya,” jelas Mira Riati di BBPPKS Jayapura, Senin (26/8/2024).
Mira mengatakan, telah menyampaikan kepada para peserta pelatihan bahwa kendaraan tersebut digunakan saat melakukan aktivitas ekonomi. “Kami sudah sampaikan bahwa motor ini tidak digunakan untuk jalan-jalan,” kata Mira.
Kemensos berharap, kendaraan tersebut menjadi sarana untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Peleki menyampaikan terima kasih kepada Kemensos RI yang telah memberikan pelatihan tersebut.
“Pengetahuan yang kami dapatkan dari pelatihan ini sangat bermanfaat, dari sebelumnya kami tidak paham menjadi tahu,” kata Peleki yang merupakan pelayan jemaat gereja.
Peleki mengungkapkan bahwa kendaraan listrik tersebut sangat membantu dirinya dalam melakukan pelayanan kepada jemaat di gereja lantaran sebelumnya hanya berjalan kaki.
Pada kesempatan yang sama, Don Rozano Sigit Prakoeswa selaku Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Komunikasi dan Media Massa mengatakan, SPKL akan ditempatkan di gereja, di kompleks TNI dan Polri.
“Untuk daya pengisian SPKL ini selama dua jam. Tetapi untuk kendaraannya, sebagian besar di tempatkan di gereja. Jadi tidak sekedar bantuan, mereka juga dilatih cara merawat, perbaikannya, pemasangannya, packagingnya sehingga rasa memilikinya menjadi lebih kuat,” ujar Don Rozano.
Don Rozano mengungkapkan, pelatihan tersebut membutuhkan biaya cukup besar, namun rasa memiliki kendaraan tersebut jauh lebih penting ketika mereka menggunakannya.
Selain pelatihan, Pemberdayaan Sosial juga direalisasikan dengan memberikan bantuan kepada penyandang disabilitas berupa kursi roda dan tongkat pintar atau instisblind untuk penyandang tuna netra.
Bantuan diberikan berdasarkan hasil assesment dari intervensi yang dilakukan. Ada empat ragam yang diassesment, yaitu intelektual, mental, sensorik dan daksa untuk melihat apa yang dibutuhkan oleh mereka.
Selain alat bantu, Kemensos juga melalukan intervensi dari sisi ekonomi berupa kewirausahaan untuk penguatan setalh pulih secara fisik.
Salurkan Bantuan Bahan Pertanian dan Peternakan
Masih lewat program Pemberdayaan Sosial, Kemensos memberikan bantuan bahan kebutuhan pertanian dan peternakan kepada perwakilan gereja di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan dan Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan. Realisasi bantuan dipusatkan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Jayapura.
Mira Riati mengatakan, bantuan tersebut untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Rencananya bantuan, khusus hewan babi disalurkan beberapa bulan sebelumnya, namun pihak Kemensos mendapatkan informasi bahwa terjadi wabah virus African Swine Fever (ASF) yang menyerang hewan ternak babi, sehingga ditunda.
Pada kesempatan yang sama, Pastor Paroki Yulius Dainang Pr mewakili umat gereja menyampaikan, jemaat berterimakasih dengan Kemensos yang telah peduli dengan ekonomi masyarakat.
“Terima kasih kepada Kemensos telah membantu pemberdayaan umat. Sekarang sedang proses ternak, setelah tertunda akibat adanya wabah virus yang menyerang hewan babi,” ucapnya.
Penerima manfaat lainnya, Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Agats, Adji Sayekti mengatakan, sejak 2021, Kemensos mulai intens membantu pemberdayaan ekonomi masyarakat gereja.
“Awalnya ayam petelur dan gizi anak, kemudian beralih dan lebih ke arah kemandirian, sehingga ada hasil dan keuntungan,” ucapnya. (Sari)