Jayapura – Kembali kedamaian dan keamanan di Tanah Papua ternodai oleh ulah-ulah aksi teror dan propaganda yang dilakukan gerombolan OPM, sehingga memicu timbulnya keresahan dan konflik di tengah kehidupan masyarakat.
Kali ini, OPM membakar Honai yang lokasinya berdekatan/dibelakang Koramil 1705-4/Moanemani yang selama ini ditempati sejumlah anak-anak masyarakat Suku Moni Kab. Dogiyai, tepatnya di kampung Ikebo, Distrik Kamu, Kab. Dogiyai, Provinsi Papua Tengah, Minggu (28/4/2024) sekira Pkl. 11.30 Wit.
Terkait hal tersebut, Kapendam XVII/Cenderawasih saat dikonfirmasi, Senin (29/4) menyampaikan bahwa para pelaku pembakaran merupakan OPM.
“Itulah OPM, yang tidak memikirkan masa depan anak-anak Papua. Sudah tahu Honai digunakan sebagai tempat penampungan anak-anak untuk bersekolah, namun OPM bakar juga. Ini sudah keterlaluan,” jelas Kapendam.
“Bahkan pembakaran Honai oleh OPM ini memicu terjadinya konflik perang Suku antara Suku Moni dengan Suku Mee di Kabupaten Nabire. Untuk itu, diharapkan masyarakat tetap tenang dan hidup damai, serta tidak terpengaruh oleh OPM ,” imbuhnya.
Candra juga mengungkapkan pasca OPM pembakaran Honai tersebut, kembali OPM dan simpatisannya menyebar berita HOAX dan fitnah dengan membuat/upload video pendek menyebut TNI sebagai pelakunya.
“Sudah bisa dipastikan bukan TNI, justru Prajurit TNI menjadi guru dan orang tua dari anak-anak tersebut. Bahkan TNI berkomitmen mencerdaskan anak-anak di wilayah Papua dengan berbagai program, diantaranya program memberantas buta aksara sampai ke daerah pedalaman dan terisolir, membangun sekolah dan fasilitas pendidikan lainnya di Tanah Papua,” tegas Kapendam.
“HOAX dan fitnah seperti itu sudah biasa dilakukan oleh OPM. Beberapa waktu lalu menuduh TNI membunuh dan memperkosa wanita, guru dan tenaga kesehatan di Papua. Tetapi kenyataanya terbukti OPM pelakunya. Jadi jangan percaya berita yang disebar OPM yang selalu provokatif dan bohong untuk memecah belah masyarakat dan bangsa ini,” ungkap Kapendam.